“Cantikta, Bu…!”
Hari ini, tiba-tiba
saja seorang murid berusia enam tahun menegurku. Kau cantik sekali/ Dan aku suka/ Kau lain sekali/ Dan aku suka, sontak
saja potongan lagu Lobow ini bersiweleran di benakku. Entah apa yang berbeda
pada diriku hari ini, sebab kurasa semuanya biasa-biasa saja.
Aku gembira? Yah, tentu
saja aku sangat gembira. Siapa sih yang tidak gembira dipuji demikian. Apalagi jika
pujian itu berasal dari mulut anak kecil yang menurut beberapa teori bahwa
ucapan anak kecil itu selalu jujur. Tetapi tunggu dulu, ada yang lebih
membuatku gembira, dari sekadar pujian tadi.